Doktrin GKO
DOKTRIN ALKITAB
SOLA SCRIPTURA
- Alam semesta dan karya-karya ciptaan serta kelangsungannya memperlihatkan hikmat dan kuasa Allah sedemikian rupa, hingga manusia tidak dapat berdalih (Roma 2:14-15, 19-20; Mazmur 19:2-3). Namun semua itu tidak cukup untuk memberi pengetahuan mengenai Allah dan kehendak-Nya yang perlu untuk keselamatan (I Kor 1:21, 2:13-14). Oleh karena itu, Tuhan berkenan menyatakan diri dan menampakkan kehendak-Nya itu kepada Gereja-Nya pada berbagai masa serta dengan berbagai cara (Ibr 1:1) dan kemudian menyajikan seluruhnya secara tertulis, diteguhkan dan dihibur dalam menghadapi keinginan daging dan cobaan iblis serta dunia (Ams 22:19-20; Luk 1:3-4: Roma 15:4; Mat 4:4, 7, 10: Yes 8:19-20). Karena itu, Kitab Suci sangat kehendak-Nya kepada umat-Nya kini telah sempurna (Ibrani 1:1-2).
- Dalam apa yang dinamakan Kitab Suci atau Firman Allah yang tertulis kini mencakup semua Kitab Perjanjian Lama (PL) dan Perjanjian Baru (PB), yaitu dalam PL: Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan, Yosua, Hakim-Hakim, Rut. I Samuel, II Samuel, I Raja-Raja, II Raja-Raja, I Tawarikh, II Tawarikh, Ezra, Nehemia, Ester, Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung, Yesaya, Yeremia, Ratapan, Yehezkiel, Daniel, Hosea, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakaria, Maleakhi. Dalam PB: Matius, Markus, Lukas, Yohanes, Tesalonika, I Timotius, II Timotius, Titus, Filemon, Ibrani, Yakobus, I Petrus, II Petrus, I Yohanes, II Yohanes, III Yohanes, Yudas, Wahyu. Semua kitab itu diberikan melalui ilham (inspirasi) dari Allah agar menjadi patokan iman dan kehidupan (Luk 16:19, 31, Ef 2:20, Why 22:18-19, II Tim 3:16).
- Selain kitab-kitab di atas, ada kitab-kitab yang beredar di kalangan orang Kristen dinamakan kitab-kitab Apokrifa. Kitab-kitab tersebut kami yakini tidak diilhami oleh Allah dan juga menurut tradisi gereja tidak termasuk kanon Alkitab (Luk 24, 27; Ro 3:2; II Pet 1:21) oleh karena kitab-kitab itu tidak berwibawa dalam gereja Allah maka seharusnya secara resmi dan tidak dipergunakan sebagai pedoman kehidupan jemaat.
- Wibawa Kitab Suci yang membuatnya layak dipercaya atau dipatuhi, tidak tergantung pada kesaksian seseorang atau gereja manapun, tetapi seluruhnya (orisinalitasnya) tergantung pada Allah yang adalah Sumber Kebenaran itu sendiri dan harus diterima, sebab kitab itu adalah Firman Allah (II Pet 1:19-20, II Tim 3:16; Yoh 5:9; I Tes 2:9).
- Kita terdorong untuk memandang tinggi dan menghormati Kitab Suci melalui kesaksian gereja. Lagipula sejumlah alasan lain lagi menghasilkan buktia yang banyak bahwa Kitab Suci itu Firman Allah, yang isinya memiliki sifat sorgawi, keampuhan ajarannya, keseluruhan gaya bahasanya, keselarasan semua bagiannya, tujuan secara keseluruhannya yakni memberi segala kemuliaan kepada Allah, disingkapkannya dengan sempurna satu-satunya jalan keselamatan untuk manusia, keunggulannya yang tidak dapat tertandingi, dan kesempurnaannya yang utuh. Kendati demikian, kita yakin dan pasti sepenuhnya tentang kebenarannya yang tidak bias mengandung kesalahan (inerasi) dan tentang kewibawaannya yang ilahi (otoritas), berdasarkan karya-karya Roh Kudus dalam batin kita, yang memberi kesaksian me;a;ui dan bersama Firman itu dalam hati kita (II Tim 3:15-17, I Yoh 2:20, 27: Yoh 16:13-14; I Kor 2:10-12, Yes 59:21). Maka harus ditolak sikap yang menjadikan Alkitan sebagai buku jimat untuk mengusir atau menghalau penyakit atau yang sejenisnya dan bibliolatry.